Senin, 21 Maret 2011

Resiliency in Children Who Became the Survivors of Merapi Eruption Considered from Local Wisdom of Javanese Culture

Yekti Indra Utami (M2A007095)
Fakultas Psikologi, Universitas Diponegoro
Semarang

Abstrak

Disaster, whether it’s a natural disaster or a man-made disaster, is a series of events that threaten the society’s life and causing destruction of the environment, loss of properties and life, and disturbance of psychological condition. Often an entire community is impacted by a disaster and this emerges a variety of unique issues and coping challenges, including issues associated with specific types of natural disasters.
The eruption of Merapi Mountain in November 2010 was one of the natural disasters that caused a lot of damages and loss of life. The effects of this disaster impacted all the people who lived around the mountain’s area, including the children. These effects could possibly affect the psychological development of the children. These children needed to adapt to the devastating event and cope with their frightening experience through their resilience.
Resiliency lies in being able to act, to control the feeling of helplessness, and to convince oneself to do something to make things better for themselves and for others. Few researches had shown that resiliency is affected by the people’s understanding of their values of local wisdom. One of the local wisdoms in Javanese culture is nrima ing pandum, which is an ability to accept even the worst thing and take it as strength to cope with whatever happens in one’s life.
The aim of this article is to give a view of resiliency of the children who became the survivors of Merapi eruption and to give a view about how they accepted the values of local wisdom in their resilience process. This research took place at Dusun Cabean Kulon, Desa Bringin, Kecamatan Srumbung, Kabupaten Magelang. This village is located at the northern of Merapi mountain and became one of the villages that affected directly by Merapi eruption. This research used survey, interview, and observation to the children who lived in Dusun Cabean Kulon as its methods.
The result of this research showed that there had been a decreasing of understanding of local wisdom in these children. The biggest factor affected their resilience was supports from caring adults such as the volunteers of the disaster.

Keywords: resiliency, children, Javanese local wisdom, nrima ing pandum
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
silahkan comment dan berikan alamat email jika menginginkan artikel lengkapnya... :D

Jumat, 10 Desember 2010

Ijinkan Aku Berbuat yang Sejujur-jujurnya Aku

Sungguh banyak aturan yang mengguruiku
Membetukku...
Menimpaku...
Hingga aku pun tak tahu akan diriku
Semakin banyak orang-orang yang membentukku,
Semakin aku ragu akan diriku
Saat itulah aku akan berlari menemukan arti hidupku

Ya Allah, inikah caraMu mengajariku
Mungkin dari sinilah Engkau ajarkan aku tentang arti keimanan
Dan aku pun mulai bertanya pada sang iman
Apakabarmu hari ini?
Adakah dirimu masih ada di diriku?
Masihkah kau beriman dan berislam?
Masihkah Allah sebagai Tuhanmu yang satu?
Muhammad-kah tauladan bagimu?
Dan Al-Qur’an, masihkah kau menjadikannya sebagai pedoman bagimu?

Duhai Zat penggenggam jiwaku,
Ijinkan aku menjadi jiwa yang soleh sejauh yang aku mampu
Dan ijinkanlah aku berbaut sejujur-jurnya aku
Kemudianlah dari situlah aku bisa belajar tentang arti penerimaan...

Sabtu, 25 September 2010

Ternya Dia Memperhatikanku

Diam-diam ia memperhatikanku

Memperhatikan setiap gerak-gerikku

Bahkan setiap langkah yang ku lalui ia pun tau

Diam-diam aku juga memperhatikannya

Memperhatikan tingkahnya yang unik

Tingkah yang selalu mengusik rasaku

Tingkah yang selalu membuatku penasaran,

Dan aku pun mulai bertanya....

Benarkah apa yang aku rasa??

Tanpa aku tahu maksud semua ini

Aku pun mulai mencari hakekat diri

Diri dalam pencarian jati diri

Dan diri yang kadang aku pun bingung sendiri akan arti semua ini

Tentang rasaku padamu

Dan tentang rasamu padaku

Tapi aku tahu, wahai bidadari

Rasaku padamu tak akan pernah lebih dari ini

Kalaulah itu pun terjadi

Aku akan memilih untuk berhenti

Berhenti dari rasa yang tak pasti ini...

Namun sebelum ku akhiri

Ku ingin kita salng mengerti, bahwasanya rasa ini hanyalah sebuat seri

Seri dalam hidup yang penuh misteri

Dan ini hanyalah sebagian cerita dari hidupku yang indah ini...

Minggu, 19 September 2010

Tentang Sebuah Rasa

Hari ini aku bisa bertemu dengannya lagi

Dia yang beberapa hari ini ku rindukan,

Yang sempat menguasai ruang pemikiranku….


Aku yang sangat merindukannya…

Terherankan ketika berada di dekatnya

Aku menjadi lupa akan segala-segalanya,

Baik itu kesedihan maupun kewajiban2 yang selama ini ku tinggalkan,

aku sadar, adakalanya itu baik, ada kalanya pula itu malah membuatku kelabakan ketika dia menghilang dihadapku


Ya Allah jagalah hamba dari rasa yang membingungkan ini…

Rasa yang tak pernah aku mengerti

Rasa yang diam-diam telah menggerogoti diri

Tapi aku tak ingin rasa ini mati

Biarkan aku belajar dan mengerti dengan perjalanan hidup yang akan ku nikmati...

Ya Rabb Ajarkan aku tentang kedewasaan

Mungkin inilah caraMu mengajarkanku...

(Di malam-malam aku bersamanya)

Senin, 14 Juni 2010

lepaskan atau akan terkepung...

Ya mungkin itulah kata, kata yang tepat ketika kita sedang berada dalam ketertekanan. Ketika kita sedang dalam ketertekanan mungkin kita akan merasakan terkepung oleh monster-monser ketakunan yang sebenarnyanya monster itu memang tidak ada dalam kehidupan nyata. Segala bentuk ketakutan, atau kegilisahan adalah Ilusi dalam hidup kita.Ya memang hanya sebuah ilusi bila kita mau bangun dari tidur kita...
Kejadian dalam hidup kita pada dasarnya adalah sesuatu yang netral, kita punya banyak cara untuk menanggapinya, kita bisa membuat segala bentuk kejaian dalam hidup kita menjadi sesuatu yang kurang menyenangkan. Bisa pula keta menanggapinya sebagai tantangan yang harus kita patahkan dalam teka-teki kehidupan kita.Teka-teki yang bisa mnentukan kita sebagai seorang pemenangnya.
Mungkin anda juga sering menggunakan cara lain mengahadapi suatu keadian, anda terbiasa untuk mengekspresikannya. ketika anda marah, mungkin anda akan berteriak2, membanting barang-barang yang yang ada disekelilinga anda, atau mungkin malahan anda akan memukul-mukili diri anda sendiri.
ketika anda sedih anda menangis tanpa henti-hentinya, sampai mungkin semua tetangga tau anda sedang sedih
semua orang punya gayanya tersendiri untuk menanggapi semua kejadian dalam hidupnya. saya menyadarinya, dan saya menghargai perbedaan.
tulisan ini hanya ingin mengajak kepada para pembaca untuk membantu menyelesaikan masalah dalam hidupnya, cara ini cara yang lain dari pada biasanya.cara ini adalah pembersihan diri, yaitu dengan cara melepaskan/ merelakan segala apa yang terjadi dalam hidup kita, bukan hanya dalam kata tapi dalam hati juga.

melepaskan bukan berarti menahan, meepaskan berarti bersih dari segala macam yang mengepung diri kita...
melepaskan bukan berarti mengekspresikan agar semua orang tau, agar semua orang paham..
melepaskan berari lepas tanpa menyakitkan orang lain, tanpa mengganggu orang lain...
rela, akan membuat kita lebih bahagia, rela akan bisa membuat mimpi menjadi nyata...

Jumat, 07 Mei 2010

Hanya Perempuan Biasa

Aku terlahir dari seorang wanita

Dengannya bersama cinta

Tumbuh dan ingin sempurna

Tapi aku hanya perempuan biasa

Yang bisa menangis kala merasa sakit

Yang bisa tergelincir dalam dosa

Yang bisa marah kala terluka

Yang bisa berubah kata-kata

manisnya menjadi petaka

Yang bisa berubah

layaknya cermin dua rupa

Aku juga bukan bidadari surga

Yang hidup tanpa celah dan noda

Aku juga bukan Khadijah

Yang memiliki kesabaran luar biasa

Aku juga bukan Fatimah

Yang bergelar pemimpinnya

para wanita

Aku juga bukan Aisyah

Yang memiliki keluasan ilmu

laksana samudra

Tak pantas aku dibandingkan mereka

Tapi.... aku hanya perempuan biasa

Yang berusaha menjadi shalihah

Bagi manusia aku memang biasa

Tapi bagi khalikku,

aku ingin menjadi luar biasa

Karena aku berharap cinta padaNya.

Senin, 03 Mei 2010

Kata2 Hikmah........

HADIST TENTANG SEDEKAH

Rasulullah SAW bersabda:
"Setiap anggota badan manusia diwajibkan mengeluarkan sedekah setiap hari di mana matahari terbit."
Para sahabat bertanya:
"Wahai Rasulullah, bagaimana kita bagaimana kita dapat bersedekah?"
Rasul menjawab:
"Sesungguhnya pintu untuk berbuat baik itu sangat banyak. Bertasbih, bertakbir dan bertahlil adalah sedekah; menyingkirkan duri di jalananadalah sedekah; menlong orang tuli atau buta adalah sedekah; dan menunjukan orang kebingungan, menolong dengan segera orang yang sangat memerlukan adalah sedekahmu terhadap dirimu"